Bentuk
Umum Model Pemrograman Linear
Memaksimumkan / Meminimumkan
dengan batasan-batasan
Langkah-Langkah
Perumusan Model Pemrograman Linear
- Menentukan variabel-variabel keputusan
- Merumuskan Fungsi Tujuan
- Merumuskan Batasan-Batasan
Contoh. Hi-Tech. Inc., sebuah
perusahaan kecil manufaktur, memproduksi dua buah switch microwave, yaitu
switch A dan switch B. Laba penjualan satu unit switch A adalah 20 $, sedangkan
untuk switch B adalah 30 $. Berdasarkan suatu perjanjian, Hi-Tech harus
memproduksi paling sedikit 25 unit switch A setiap minggu, dan berdasarkan
permintaan, Hi-Tech dapat menjual semua produknya. Perusahaan menginginkan
untuk memaksimumkan laba penjualan setiap minggu dengan berbagai keterbatasan
yang dimiliki perusahaan, yaitu :
waktu perakitan : tersedia 240 jam setiap
minggunya
waktu pengujian : tersedia 140 jam setiap
minggunya.
Satu unit switch A membutuhkan
4 jam perakitan dan 1 jam pengujian, sedangkan satu unit switch B membutuhkan 3
jam perakitan dan 2 jam pengujian.
1. Menentukan variabel-variabel
keputusan
Menentukan jumlah switch A dan switch B
yang harus diproduksi sedemikian sehingga laba setiap minggunya paling besar
atau maksimum. Variabel-variabel keputusannya adalah :
: jumlah switch
A yang diproduksi setiap minggu
: jumlah switch
B yang diproduksi setiap minggu.
Adalah sesuatu yang mustahil perusahaan
memproduksi sejumlah bilangan negatif switch A dan switch B. Jadi haruslah .
2. Merumuskan fungsi tujuan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba
penjualan switch A dan switch B setiap minggu. Karena laba penjualan satu unit
switch A adalah 20 $ dan untuk switch B adalah 30 $, maka laba penjualan buah switch A
dan buah switch B
setiap minggu adalah , sehingga fungsi tujuannya dapat dituliskan sebagai
Memaksimumkan
.
3. Merumuskan batasan-batasan
·
Waktu
perakitan yang dibutuhkan untuk memproduksi buah switch A
dan buah switch B
setiap minggu adalah karena satu
unit switch A membutuhkan 4 jam perakitan dan satu unit switch B membutuhkan 3
jam perakitan. Selanjutnya, karena waktu perakitan yang tersedia setiap
minggunya adalah 240 jam, maka diperoleh bahwa
.
·
Waktu
pengujian yang dibutuhkan untuk memproduksi buah switch A
dan buah switch B
setiap minggu adalah karena satu
unit switch A membutuhkan 1 jam pengujian dan satu unit switch B membutuhkan 2
jam pengujian. Selanjutnya, karena waktu pengujian yang tersedia setiap
minggunya adalah 140 jam, maka diperoleh bahwa
.
·
Hi-Tech
harus memproduksi paling sedikit 25 unit switch A setiap minggu. Ini berarti .
Akhirnya kita dapatkan model
pemrograman linier untuk masalah seperti pada contoh, yaitu
Memaksimumkan
dengan batasan-batasan
.
Bentuk
Standar Model Pemrograman Linear
Pada bentuk ini semua tanda “” atau “” pada batasan-batasan “diubah” menjadi tanda “=”
dengan cara tertentu. Sebagai contoh lihat masalah pemrograman linier
sebelumya, yaitu
Memaksimumkan
dengan batasan-batasan
.
Akan kita “masukkan” variabel-variabel yang tidak negatif pada
batasan-batasan untuk “mengubah” tanda “” atau “” menjadi tanda “=”. Perhatikan batasan pertama yang
menggunakan tanda “”. Agar tandanya berubah menjadi “=” maka ruas kiri
harus kita tambahkan dengan variabel lain yang tidak negatif, misalkan . Akibatnya, batasan pertama menjadi
.
Batasan kedua juga mempunyai
tanda “” sehingga kita perlu menambahkan variabel lain yang
non negatif, misalkan . Jadi batasan kedua menjadi
.
Variabel dan dinamakan
variabel slack yang merupakan
kekurangan dari ruas kiri untuk menyamakan dengan ruas kanan pada batasan
pertama dan kedua. Selanjutnya, lihat batasan ketiga yang menggunakan tanda “”. Agar tandanya berubah menjadi “=” maka ruas kiri
perlu kita kurangi dengan variabel lain yang tidak negatif, misalkan . Akibatnya, kita peroleh
.
Variabel disebut sebagai
variabel surplus yang merupakan
kelebihan dari ruas kiri untuk menyamakan dengan ruas kanan pada batasan ketiga. Akhirnya, diperoleh bentuk standar dari masalah pemrograman
linier kita, yaitu
Memaksimumkan
dengan batasan-batasan
Bentuk
Matriks Model Pemrograman Linera
Kita sudah memperoleh bentuk
standar dari masalah pemrograman linier kita, yaitu
Memaksimumkan
dengan batasan-batasan
Bentuk matriks dari masalah
pemrograman linier kita didasarkan pada bentuk standarnya, yaitu
Memaksimumkan
dengan batasan
dengan
,
, , dan .
Penyelesaian
Model Pemrograman Linear dengan Menggunakan Metode Simpleks
Contoh.
Dengan
menggunakan metode simpleks, carilah solusi optimal dari masalah pemrograman
linier berikut :
Memaksimumkan
dengan batasan-batasan
Langkah-Langkah Penyelesaian
Masalah Pemrograman Linier dengan Menggunakan Metode Simpleks :
1. Mengubah masalah menjadi bentuk
standar. Bentuk standar masalah pada contoh adalah
Memaksimumkan
dengan batasan-batasan
2. Membuat bentuk matriks dari
masalah. Bentuk matriks masalah :
Memaksimumkan
dengan
batasan-batasan
Dalam bentuk matriks tersebut
,
, , dan
3. Membuat tabel berikut.
Fungsi tujuan serupa dengan atau atau
. (1)
Barisan angka pada ruas kiri, yaitu
1,-1,-2,0,0 dan angka 0 pada ruas kanan di persamaan (1) akan mengisi baris
ke-1 pada tabel I.
Batasan dapat
dituliskan sebagai
(2)
Barisan angka pada ruas kiri, yaitu
0,1,1,1,0 dan angka 4 pada ruas kanan di persamaan (2) akan mengisi baris ke-2
pada tabel I.
Batasan dapat
dituliskan sebagai
(3)
Barisan angka pada
ruas kiri, yaitu 0,1,3,0,1 dan angka 6 pada ruas kanan di persamaan (3) akan
mengisi baris ke-3 pada tabel I.
Kemudian perhatikan
matriks
.
Kita akan
menentukan variabel dasar pada tabel I dengan cara : pertama, pilih kolom-kolom
pada pada matriks yang membentuk
matiks identitas, yaitu kolom ke-3 dan ke-4. Akibatnya, yang menjadi variabel dasar pada tabel I adalah dan , yang akan diletakkan pada samping kiri tabel I.
Jadi kita dapatkan tabel I :
Tabel I
|
|
|
|
|
|
R.K.
|
|
1
|
-1
|
-2
|
0
|
0
|
0
|
|
0
0
|
1
1
|
1
3
|
1
0
|
0
1
|
4
6
|
4. Perhatikan baris ke-1 pada tabel I.
Jika semua angka pada baris ke-1 adalah
positif maka proses pencarian solusi optimal selesai. Jika ada angka-angka
pada baris ke-1 yang bernilai negatif
maka proses pencarian solusi optimal belum selesai. Selanjutnya lakukan
langkah berikutnya.
5. Diantara angka-angka negatif
pada baris ke-1 tersebut pilih yang paling negatif. Kita dapatkan angka -2
sebagai angka yang paling negatif dan angka ini terletak pada kolom . Variabel kita sebut
sebagai variabel masuk yang akan
menggantikan salah satu variabel dasar pada tabel I atau yang akan menjadi
variabel dasar pada tabel berikutnya.
6. Perhatikan kolom variabel
masuk, dalam kasus contoh ini adalah kolom . Jika
angka-angka pada kolom variabel masuk selain pada baris pertama bernilai
negatif semua, maka prose pencarian solusi optimal dihentikan, karena hal itu
berarti fungsi tujuan tidak terbatas atau tidak memiliki nilai maksimum. Jika
terdapat angka-angka yang positif pada kolom variabel masuk selain pada baris
pertama maka kita akan pilih salah satu di antara mereka untuk dijadikan
sebagai elemen pivot. Sekarang
perhatikan tabel I. Lihat kolom (sebagai
variabel masuk) selain pada baris pertama. Kita dapatkan 1 dan 3 sebagai angka
yang positif. Kemudian lihat bahwa angka 4 pada kolom R.K. (Ruas Kanan)
mempunyai baris yang sama dengan angka 1, dan jika kita bandingkan diperoleh
4/1=4. Kemudian angka 6 pada kolom R.K. mempunyai baris yang sama dengan angka
3, dan jika kita bandingkan diperoleh 6/3=2. Selanjutnya kita pilih angka yang
minimum diantara 2 dan 4, yaitu 2. Angka 2 ini berkaitan dengan angka 3 pada
kolom (sebagai
variabel masuk). Angka 3 ini kita
jadikan sebagai elemen pivot. Angka
3 ini terletak pada baris . Variabel kita sebut
sebagai variabel keluar atau
variabel yang akan digantikan oleh variabel masuk sebagai variabel dasar pada
tabel berikutnya. Jadi akan digantikan
. Jadi pada tabel berikutnya yang menjadi variabel
dasar adalah dan .
7. Di tabel berikutnya, pada kolom (sebagai
variabel masuk), elemen pivot yaitu 3 dijadikan 1 dan -2 serta 1 dijadikan 0.
Agar 3 (terletak pada baris ke-3 (b3) sebagai baris patokan) menjadi 1 maka 3
harus dikalikan dengan 1/3. Jadi operasi
baris elementer yang berlaku pada baris ke-3 yang memuat 3 sebagai elemen pivot
adalah 1/3 b3. Selanjutnya, agar -2 (terletak pada baris ke-1 (b1)) menjadi
0, maka -2 harus ditambahkan dengan 2/3 dari 3 (yang merupakan elemen pivot). Jadi operasi baris elementer yang berlaku
pada baris ke-1 yang memuat -2 adalah b1+2/3 b3. Kemudian, agar 1 (terletak
pada baris ke-2 (b2)) menjadi 0, maka 1 harus ditambahkan dengan -1/3 dari 3
(yang merupakan elemen pivot). Jadi
operasi baris elementer yang berlaku pada baris ke-2 yang memuat 1 adalah
b2+(-1/3) b3. Dengan menggunakan operasi baris elementer pada masing-masing
baris kita peroleh tabel II, yaitu
Tabel
II
|
|
|
|
|
|
R.K.
|
|
1
|
-1/3
|
0
|
0
|
2/3
|
4
|
|
0
0
|
2/3
1/3
|
0
1
|
1
0
|
-1/3
1/3
|
2
2
|
8. Lihat baris pertama pada tabel II, masih
terdapat angka negatif yaitu -1/3 yang terletak pada kolom . Dengan cara yang sama dengan langkah sebelumnya,
kita peroleh sebagai
variabel masuk dan sebagai
variabel keluar. Yang menjadi elemen pivot adalah 2/3 yang terletak pada
kolom dan baris . Operasi baris elementer pada baris ke-2 sebagai
baris patokan adalah 3/2b2. Operasi
baris elementer pada baris ke-1 adalah b1+1/2
b2. Operasi baris elementer pada baris ke-3 adalah b3+(-1/2)b2. Dengan
menggunakan operasi baris elementer tersebut, kita dapatkan tabel III, yaitu
Tabel III
|
|
|
|
|
|
R.K.
|
|
1
|
0
|
0
|
1/2
|
1/2
|
5
|
|
0
0
|
1
0
|
0
0
|
3/2
-1/2
|
-1/2
1/2
|
3
1
|
9. Lihat Tabel III, pada baris pertama tidak
terdapat angka yang negatif. Ini berarti proses pencarian solusi optimal
selesai. Perhatikan lagi baris pertama, kolom-kolom variabel dasar bernilai
nol, sedangkan pada kolom lainnya bernilai positif. Ini berarti solusi
optimalnya adalah tunggal atau hanya satu, yaitu . Namun, seandainya pada baris pertama, selain pada
kolom variabel dasar, terdapat kolom yang bernilai nol, maka masalah tersebut
memiliki solusi yang banyak.
Ok.. Terima Kasih atas Postingnya !!!.....
BalasHapus